Penunjukan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai MIO Commander yang kesembilan kali ini mempunyai arti tersendiri dalam Satgas Maritime Task Force/UNIFIL sehubungan dengan akan diumumkanya tersangka dalam kasus pembunuhanan Mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada Special Tribunal for Lebanon(Mahkamah Khusus untuk Lebanon) pada tanggal 07 Maret 2011.
Pengamanan wilayah perairan Lebanon semakin diperketat menjelang dimulainya Special Tribunal for Lebanon (STL) tersebut. Disamping itu juga menyikapi situasi keamanan yang berkembang di negara-negara kawasan Timur Tengah yang akhir-akhir ini terjadi. Kepercayaan tugas sebagai MIO Commander yang telah diberikan kepada KRI Frans Kaisiepo-368 dalam menjaga keamanan perairan Lebanon ini tidak terlepas dari kinerja dan profesionalisme yang telah ditunjukan oleh Kapal Perang Republik Indonesia tersebut dalam melaksanakan misi perdamain PBB. Hal ini dibuktikan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Maritime Task Force Commander kepada KRI Frans Kaisiepo-368 untuk memegang jabatan MIO Commander menggantikan kapal perang dari negara NATO (North Atlantic Treaty Organization).
Dalam melaksanakan tugas sebagai MIO Commander kali ini, KRI Frans Kaisiepo-368 membawahi beberapa unsur yang ada di Area of Maritime Operation (AMO) antara lain: FGS Donau A516 (Jerman), FGS Hyane P6130 (Jerman), FGS Zobel P6125 (Jerman), TCG Bodrun F501 (Turki), HS Starakis P29 (Yunani), BNS Osman F18 (Bangladesh), BNS Madhumati P911 (Bangladesh) dan untuk mempermudah koordinasi terutama dengan LAF-Navy (Lebanese Armed Force Navy) dan badan Otoritas Maritim Lebanon, maka ditempatkan LLO dari LAF-Navy yaitu Sub Lieutenant Mohammed Zehme yang on board di KRI Frans Kaisiepo-368.
KRI Frans Kaisiepo-368 dibawah Komandan Satgas Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST yang ditugaskan sebagai salah satu unsur Maritime Task Force/UNIFIL telah mampu melaksanakan tugas dengan baik sebagai MIO Commander sehubungan situasi keamanan yang berkembang di Lebanon sebelumnya.
Selama menjalankan tugas sebagai MIO Commander selain melaksanakan Operasi Pengamanan Maritim (Maritime Interdiction Operation) dengan tujuan untuk mencegah masuknya senjata illegal dan material terkait lainya ke wilayah Lebanon sertamelatih LAF-Navy dalam menjaga perairanya sendiri sesuai yang tertuang dalam UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701 dan 1884 yang merupakan pilar utama dalam pelaksanaan Maritime task Force/UNIFIL, KRI Frans Kaisiepo-368 juga melaksanakan latihan bersama unsur-unsur yang tergabung dalam Maritime Task Force/UNIFIL serta bersama LAF-Navy seperti: RASEX, MANEX, AASYWEX, CROSSDECK EXERCISE, PUBEX, FLASHEX, dan MEDEVAC.
Adapun rangkaian kegiatan yang baru saja dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 adalah RASEX(Replenishment At Sea Exercise) yang dilaksanakan dengan TCG Bodrun F501 (Turki) di Area of Maritime Operation (AMO) di Zone 1 center AMO (Area of Maritime Operation) pada pukul 14.00-15.00 LT. TCG Bodrun F501 yang baru saja bergabung dengan Maritime Task Force/UNIFIL pada tanggal 28 Februari 2011 menggantikan TCG Yidirim F243 yang telah selesai melaksanakan tugasnya dalam menjaga perairan Lebanon. Pada latihan kali ini KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS (Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab serta wewenang mengendalikan latihan.
Serangkaian kegiatan tersebut kemudian diteruskan latihan MANEX (Maneuvering Exercise) pada pukul 15.00-16.30 LTantara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Bodrun F501 dan BNS Osman F18 di Zone 1 center AMO.
Kemudian pada tanggal 03 Maret dilanjutkan latihan TOWEX (Towing Exercise) antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan BNS Osman F18. Dalam pelaksanaan latihan tersebut, KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai approaches ship dan sebagai kapal yang menunda, sedangkan BNS Osman F18 sebagai damaged ship dan sebagai kapal yang ditunda. Latihan berjalan dengan aman dan lancar. Setelah selesai melaksanakan latihan unsur-unsur kapal tersebut kembali menempati sektor patrol masing-masing di AMO.
(Reviewed by Purcep, Blate South Lebanon 04th March 2011)