Namanya dicomot dari mamalia khas Sulawesi. Tampilannya tidak kalah sangar dengan panser sejenis dari Eropa. Itulah sosok Anoa, panser beroda 6 hasil karya anak bangsa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Apa saja kelebihan Anoa? Untuk ukuran panser, Anoa terbilang cukup cepat. Kendaraan tempur (Ranpur) ini mampu melaju hingga kecepatan 90 km per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Untuk urusan bodi, Anoa dilapisi lapisan baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 sih dijamin tidak bakal tembus. Suspensi juga terbilang empuk. Independent Modular dan Torsion Bar. Selain itu, sistem navigasi generasi terbaru ditambah alat komunikasi anti jamming melengkapi interior ranpur ini. Sayangnya, PT Pindad belum sepenuhnya mandiri. Beberapa komponen masih dicomot dari pabrikan Renault di Perancis. Namun bukan mimpi belaka jika ke depannya PT Pindad optimis ke depan seluruh komponen merupakan hasil dalam negeri.
"Untuk mesin, automatic transmision dan suspensi masih dari Renault," ujar Dirut PT Pindad Adik A Soedarsono saat jumpa pers usai menyerahkan 20 panser 6x6 kepada Dephan di Kantor PT Pindad, Kiara Condong, Bandung. Selain mesin, baja pada 30 panser pertama masih diimpor dari luar. Tetapi selanjutnya PT Krakatau Steel siap memenuhi kebutuhan baja sang Anoa. Ranpur ini bisa digunakan untuk bermacam fungsi. Mulai dari pembawa pasukan, kendaraan komando hingga rumah sakit berjalan di medan tempur. Persenjataan yang sudah terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automotic Granade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Departemen Pertahanan telah mengalokasikan dana Rp 1,129 triliun untuk pembelian 154 ranpur Anoa ini. Seluruh produksi diharapkan bisa selesai pada tahun 2009 ini.
Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Dephan Marsekal Muda Eris Herryanto di PT Pindad menjelaskan karena panser ini merupakan buatan luar negeri, maka dijamin kondisinya cocok untuk medan operasi di tanah air.PT Pindad (Persero) kesulitan melayani tingginya permintaan senjata dari berbagai Negara akibat terbatasnya kemampuan produksi. Jenis senjata yang ramai pesanan tersebut adalah Panser jenis Anoa 6×6 bahkan harus inden karena jumlah pesananya mencapai ratusan unit.
Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Dephan Marsekal Muda Eris Herryanto di PT Pindad menjelaskan karena panser ini merupakan buatan luar negeri, maka dijamin kondisinya cocok untuk medan operasi di tanah air.PT Pindad (Persero) kesulitan melayani tingginya permintaan senjata dari berbagai Negara akibat terbatasnya kemampuan produksi. Jenis senjata yang ramai pesanan tersebut adalah Panser jenis Anoa 6×6 bahkan harus inden karena jumlah pesananya mencapai ratusan unit.
“Termasuk pesanan dari Indonesia yang mencapai 150 unit yang baru bisa terealisasikan seluruhnya tahun depan,” kata Pramadya Wisnu W, sales marketing manager PT Pindad di arena pameran Trade Expo Indonesia 2009 di Jakarta International Expo (JIExpo) Arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran. Pesanan panser senilai Rp 9 miliar per unit itu terbanyak datang dari Kerjaan Oman yang melakukan pengadaan panser sebanyak 200 unit untuk keperluan penjagaan ladang minyaknya. “Panser pesanan itu direncanakan untuk menjaga sumur minyak yang ada dinegaranya,” jelas Pramadya. Banyaknya pesanan dari kerajaan Oman tersebut, mengakibatkan Pindad dan suplier merencanakan untuk memproduksi secara bertahap selama 4 tahun kedepan. Sekedar diketahui, panser produksi Pindad memiliki kemampuan daya angkut sebanyak 12 orang dengan spesifikasi teknisnya sudah teruji di kondisi negara gurun seperti Lebanon oleh pasukan perdamaian PBB.
“PBB sudah menggunakan kendaraan ini sejak awal 2009 di Lebanon sebanyak 8 unit,” jelasnya. Panser ini mulai menjelajah ke pasar ekspor di tahun 2009 karena sudah memenuhi standar Nato di level III. Artinya tingkat ketahanan dari serangan lebih baik dari level II yang di produksi di China dan India. “Hanya peluru tertentu yang bisa menembusnya dan itupun dari jarak dekat,” jelas Pramadya.
Reviewed by Purcep,Blate South Lebanon 18th May 2011
0 comments:
Post a Comment