Washington - Aksi demo besar-besaran terjadi di Malaysia beberapa hari lalu. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan prihatin atas tindakan yang diambil aparat polisi Malaysia terhadap para demonstran. AS pun akan terus mengikuti perkembangan situasi di Malaysia.
Dalam aksi demo yang terjadi pada Sabtu, 9 Juli lalu, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air guna menghentikan unjuk rasa untuk mendesak reformasi pemilu tersebut. Polisi juga menangkap lebih dari 1.600 orang meski kemudian membebaskannya. Seorang demonstran tewas dalam demonstrasi tersebut.
"Kami memang prihatin," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner kepada para wartawan di Washington, AS.
"Kami... terus mendukung hak rakyat untuk bebas mengungkapkan aspirasi demokratis mereka dan mengungkapkan pandangan mereka dengan bebas," imbuh Toner.
"Saya harus tekankan bahwa itu demonstrasi damai," ujar Toner. "Kami terus memonitor situasi dengan seksama," tandasnya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/7/2011).
Aparat kepolisian Malaysia dituding bersikap brutal terhadap para demonstran dalam unjuk rasa tersebut. Namun kepolisian membantah keras hal tersebut.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak juga membela tindakan polisi. Menurut Najib, aksi demo tersebut merupakan upaya untuk merusak imej negara. Meski begitu pemerintah Malaysia berjanji akan menyelidiki tuduhan kebrutalan polisi terhadap demonstran.
(ita/nrl)
Dalam aksi demo yang terjadi pada Sabtu, 9 Juli lalu, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air guna menghentikan unjuk rasa untuk mendesak reformasi pemilu tersebut. Polisi juga menangkap lebih dari 1.600 orang meski kemudian membebaskannya. Seorang demonstran tewas dalam demonstrasi tersebut.
"Kami memang prihatin," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner kepada para wartawan di Washington, AS.
"Kami... terus mendukung hak rakyat untuk bebas mengungkapkan aspirasi demokratis mereka dan mengungkapkan pandangan mereka dengan bebas," imbuh Toner.
"Saya harus tekankan bahwa itu demonstrasi damai," ujar Toner. "Kami terus memonitor situasi dengan seksama," tandasnya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/7/2011).
Aparat kepolisian Malaysia dituding bersikap brutal terhadap para demonstran dalam unjuk rasa tersebut. Namun kepolisian membantah keras hal tersebut.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak juga membela tindakan polisi. Menurut Najib, aksi demo tersebut merupakan upaya untuk merusak imej negara. Meski begitu pemerintah Malaysia berjanji akan menyelidiki tuduhan kebrutalan polisi terhadap demonstran.
(ita/nrl)
0 comments:
Post a Comment