VIVAnews - Belasan orang terluka parah. Darah mengucur dari wajah dan tubuh mereka pasca ledakan di depan kantor perdana menteri Norwegia, Jumat, 22 Juli 2011. LamanTelegraph menggambarkan situasi di lokasi kejadian sebagai kolam darah.
Dilaporkan, sebagian besar jendela di gedung 17 lantai di ibukota Oslo tersebut pecah. Asap membubung tinggi ke udara. Saksi mata mengatakan ledakan terjadi sangat keras di kota padat penduduk tersebut.
"Saya di kantor ketika terjadi ledakan, orang-orang langsung panik dan menelepon kerabat mereka. Sirine polisi terdengar di mana-mana," kata saksi mata, Ruaru Odegaard.
Kantor berita Norwegia, NRK, melaporkan terdengar dua kali ledakan. Sampai saat ini, belum dilaporkan adanya korban tewas. Korban luka dilaporkan berjumlah belasan.
"Pecahan kaca di mana-mana. Kacau sekali. Saya melihat orang-orang berlumuran darah berbaring di jalan," kata saksi mata lainnya, Ingunn Andersen.
Kepanikan dan berita bohong juga menyebar di dunia maya. Seorang pemilik akun di Twitter menuliskan korban tewas mencapai 100 orang, namun sampai saat ini belum ada laporan resmi dari kepolisian.
"Saya khawatir sebanyak 100-an orang tewas. Kasihan para pekerja yang bekerja di lantai satu. Ini jelas sebuah bom," tweet seseorang.
Norwegia adalah salah satu negara anggota NATO yang beberapa kali mendapatkan ancaman dari kelompok militan al-Qaeda, akibat peran sertanya di Afghanistan. Namun, sejauh ini belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi teror itu. (kd)
Dilaporkan, sebagian besar jendela di gedung 17 lantai di ibukota Oslo tersebut pecah. Asap membubung tinggi ke udara. Saksi mata mengatakan ledakan terjadi sangat keras di kota padat penduduk tersebut.
"Saya di kantor ketika terjadi ledakan, orang-orang langsung panik dan menelepon kerabat mereka. Sirine polisi terdengar di mana-mana," kata saksi mata, Ruaru Odegaard.
Kantor berita Norwegia, NRK, melaporkan terdengar dua kali ledakan. Sampai saat ini, belum dilaporkan adanya korban tewas. Korban luka dilaporkan berjumlah belasan.
"Pecahan kaca di mana-mana. Kacau sekali. Saya melihat orang-orang berlumuran darah berbaring di jalan," kata saksi mata lainnya, Ingunn Andersen.
Kepanikan dan berita bohong juga menyebar di dunia maya. Seorang pemilik akun di Twitter menuliskan korban tewas mencapai 100 orang, namun sampai saat ini belum ada laporan resmi dari kepolisian.
"Saya khawatir sebanyak 100-an orang tewas. Kasihan para pekerja yang bekerja di lantai satu. Ini jelas sebuah bom," tweet seseorang.
Norwegia adalah salah satu negara anggota NATO yang beberapa kali mendapatkan ancaman dari kelompok militan al-Qaeda, akibat peran sertanya di Afghanistan. Namun, sejauh ini belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi teror itu. (kd)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment